Kepemimpinan Dimasa Era New Normal Selasa, 31/05/2022 | 09:32
O P I N I :
Dalam setiap kelompok muncul sebuah pemimpin yang dapat memberikan pengaruh kepada setiap anggotanya di sebuah lembaga maupun instansi. Pemimpin dianggap mewakili aspirasi anggotanya, memperjuangkan kepentingan anggota, dan mewujudkan harapan sebagian besar anggotanya.
Selain karena faktor-faktor tertentu biasanya pemimpin memiliki kecerdasan dan wawasan lebih luas dibandingkan anggotanya. Dengan demikian, wajar apabila kehadiran pemimpin sangat diharapkan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh anggotanya. Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Disetiap organisasi, selalu ditemukan seorang yang memimpin organisasi. Bukan hanya organisasi tapi juga sebuah instansi seperti sekolah, pemerintahan, dan lain sebagainya.
Kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan yaitu unsur orang yang menggerakan yang dikenal dengan pemimpin, unsur yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktivitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah.
Jika pengertian pemimpin ini diterapkan dalam organisasi pendidikan, maka kepempinan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengerakkan orang yang dalam dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam dunia sekolah pemimpin disebut dengan kepala sekolah. Kepala sekolah harus menerapkan gaya kepemimpina yang tepat.
Segala persiapan harus direncanakan dengan matang terutama menyangkut system pembelajaran sebab keselamatan pelajar harus dikedepankan dimasa new normal.
Agar hal ini tidak menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan ditengah proses pembelajaran. Segala peraturan protocol keseharan segera di maksimalkan mulai dari sarana prasarana pendidikan dan fasilitas keperluan siswa selama memasuki masa new normal. Selain itu penyesuaian penerapan protocol keseharan perlu bagi pelajar selama proses belajar. Seperti menerapkan pola hidup sehat saat berada disekolah wajib menggunakan masker mencuci tangan dan menerapkan physical distancing (jaga jarak).
System pendidikan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik pada masa pandemi covid-19. Tenaga pendidik atau guru dipaksa menjalankan metode pembelajaran baru sesuai new normal. Jadi secara otomatis sekolah yang melalui masa transisi ini harus melakukan proses shifting, artinya bahawa jumlah siswa didalam kelas harus dibagi menjadi sua shift idealnya delapan belas orang untuk shift pertama di pagi hari dan delapan belas orang untuk shift kedua di siang hari sehingga diharapkan proses belajar mengajar di dalam kelas dapat berjalan dengan baik sesuai protokol kesehatan.
Sekolah dan orangtua bekerjasama dalam hal ini. Seperti usaha pihak sekolah untuk memberikan jaminan kesehatan selama peserta didik berada di sekolah dan orangtua juga mendukung dengan berbagai cara orangtua memahami kondisi era new normal, tidak perlu cemas berlebihan, dan menjaga protokol kesehatan.